Bicara tentang kesehatan, tentunya tak lepas dari olahraga. Sebagian
besar dari kita tentunya punya olahraga favorit masing-masing. Mungkin sebagian
dari kita ada yang suka olahraga indoor seperti Gym atau Yoga, mungkin juga ada
yang lebih suka olahraga outdoor, atau ada juga yang suka olahraga rahang saja
alias hobi makan. Haha… apapun itu, gaya hidup sehat telah menjadi tren hidup
masa kini di segala lapisan masyarakat. Untuk yang mempunyai dedikasi tinggi
pada kesehatan tubuh, biasanya diimbangi dengan asupan makanan bergizi. Untuk
yang cuek seperti saya, bebas makan apa saja asal masih tetap diimbangi dengan
olahraga.
Cerita tentang olahraga favorit, saya sebelumnya tidak punya
kesukaan pada salah satu jenis olahraga manapun juga. Bukan berarti saya tidak
suka olahraga, saya hanya tidak terlalu memfavoritkan salah satunya. Semasa SD
saya suka main Kasti, well itu tergolong olahraga juga kan. Sebut saja softball
ala kampung, jika kamu tidak familiar dengan nama Kasti. Lalu SMP saya melahap
segala jenis sport pada mata pelajaran olahraga. Ketika SMA serius menekuni olahraga
beladiri Tae Kwon Do, tapi hanya sebatas pengisi extra kurikuler saja, bukan
hobi jangka panjang. Lalu kuliah dan beranjak dewasa saya mulai belajar
berenang, itupun otodidak tanpa di bawah pengarahan pengajar profesional. Saya
mulai serius les renang ketika sudah menginjak usia 25 tahun. Itupun karena
saya bercita-cita menekuni olahraga ekstrim menyelam. Hahaha… Better late
than nothing, ya kan.
Selama 25 tahun saya bernapas, belum pernah sekalipun saya
punya inisiatif untuk jogging. Jujur saya tidak pernah suka ketika disuruh
berlari dengan kecepatan konstan dalam waktu yang lama. Dulu ketika masih aktif
di Tae Kwon Do, pemanasan sebelum latihan adalah berlari beberapa putaran
keliling Dojang (tempat latihan), dan itu pun saya selalu yang paling siput di
antara yang lainnya. Saya nggak suka ngos-ngosan megap-megap kehabisan napas, itu
intinya.
![]() |
Rutinitas sehat |
Kala itu di akhir musim semi, ketika cuaca mulai menghangat,
saya mencoba jalan sehat di sepanjang jalur jogging Mr & Mrs M. Melalui
jalur sepeda yang dinaungi pepohonan di sepanjang kanal di Hillegersberg, saya
pun akhirnya paham kenapa banyak orang bisa betah jogging di kota ini. Ketika
cuaca mulai sumringah memasuki musim panas, saya memutuskan untuk mencoba
jogging. Saya yang tidak mempunyai sepatu olahraga yang layak saat itu, nekat
memakai sepatu Converse yang tidak didesain untuk berlari. Setelah berlari
sekitar 3KM, kaki saya mulai merasakan blister. Perih-perih sedap memang, namun
saya terus berlari mengikuti rute tram menuju pusat kota Rotterdam. Sesampainya
di area Noordsingel, saya hanya bisa terpana dan tersenyum lebar bahagia.
Bagaimana tidak, rute jogging di Noordsingel itu cantik sekali. Kanal memanjang
yang dihiasi beberapa jembatan, pepohonan rindang, rumput terpangkas rapi,
bebek angsa yang bermalas-malasan, dan yang paling saya suka adalah deretan
pohon sakura yang berbunga. Oh My God!! Kenapa nggak dari dulu saja sih saya
jogging ke sini?
Jogging track di Noordsingel |
Jogging track di sepanjang danau Bergse Voorplas |
Berlari tanpa apparels yang tepat |
Akhir musim panas ketika saya sedang cinta-cintanya dengan
rute jogging sekitar rumah di Rotterdam, saya harus meninggalkan Belanda dan
pindah ke Copenhagen, Denmark. Sesampai di negara baru, yang ternyata jauh
lebih dingin dari Belanda, saya tidak pernah lagi jogging. Pertama, karena
cuaca Scandinavia yang lebih parah dingin dan unpredictable nya ketimbang
Belanda. Kedua, karena saya tidak punya jogging apparels yang memadai. Ketiga,
karena rute jogging di Copenhagen tidak sedatar di Rotterdam. Ya,
Copenhagen punya lumayan banyak tanjakan dan turunan nya. Dan memang saya anaknya
rempong, baru mau jogging asalkan begini dan begitu. Haha… Alhasil saya hanya
bersepeda saja selama di Copenhagen, dengan jarak yang lumayan membakar kalori setiap
harinya. Well, itu juga kan olahraga, hehe… Terbukti selama hampir dua tahun
tinggal di Denmark, saya mampu mempertahankan perut rata saya tanpa gelambir
lemak yang berlebihan. Kalau sekarang? Hmmm… jangan ditanya. Anaconda dua ekor
akan muncul tiap kali saya duduk! Hahaha…
![]() |
Jogging track Sanur saat sunset time |
Ada yang lucu di hari itu, dimana di tengah trek lari di kawasan pedesaan, saya muntah-muntah di pinggir jalan. Tim medis sempat tergopoh-gopoh datang untuk memberikan pertolongan pertama ketika melihat saya muntah. Mereka mengira saya mengalami kelelahan atau sakit. Namun faktanya saya muntah-muntah karena baru saja melewati deretan kandang babi yang baunya ampun-ampunan. Saya pun cengar-cengir bilang yang sebenarnya, dan mereka pun tertawa karena memang betul bau kandang babinya sangat menyengat hingga tercium dari jalur trek lari. Perjuangan 13K naik turun medan yang variatif ditambah tragedi kandang babi hari itu akhirnya tidak sia-sia. Itulah pertama kalinya saya mendapatkan medali dalam hidup saya! Yeaayyy... π
![]() |
Run Race pertama saya |
![]() |
Yang bikin lari makin asik |
Pada hari H event, kami sudah bersiap di garis start sejak pukul 4 dini hari. Ya, kebanyakan event run race memang selalu mengambil start subuh agar acara dapat dirampungkan sebelum tengah hari. Maklum Indonesia kan negara tropis yang terletak di garis equator, yang mana jam 11 siang saja matahari sudah luar biasa terik. Terlebih di Bali yang matahari nya ada 3 seperti di Planet Namek! π
Hari itu, ada sekitar 11.000 peserta yang ambil bagian dalam event lari ternama tersebut. Ya, sebelas ribu manusia! Tidak main-main bukan? Rasanya hari itu saya sedang berlari di pasar senggol, mau ngebut nabrak, giliran santai ditabrak. Hahaha...
Sepanjang trek, saya beberapa kali berpapasan dengan kenalan sesama solo runners. Banyak juga pelari yang mewakili organisasi atau komunitas tertentu. Ada yang memakai baju jersey kelompok atau komunitasnya masing-masing, sembari meneriakkan yel-yel masing-masing. Ada yang berlari sambil menyerukan "I RUN FOR CANCER!!", ada yang "I RUN FOR POLIO!!", dan lain sebagainya. Saya pun tak mau kalah ikut-ikutan berseru "I RUN FOR AIR PANAAASSSS!!" π€£ Sontak beberapa pelari yang ada di sekitaran saya menoleh heran dan tertawa. Mungkin bertanya-tanya 'Mbaknya kurang oksigen atau butuh Aqua kali ya?' Hahaha...
![]() |
"I Run For Air Panas!!" |
Pandemi Corona yang saat ini tengah menghantam dunia global pun berdampak pada beberapa run race event di seluruh dunia. Event Tokyo Marathon dengan 30.000 peserta tak luput kena imbasnya. Tak perlu jauh-jauh, event olahraga Bali Triathlon yang seyogyanya diadakan di Bali awal April kemarin pun dibatalkan dan dijadwalkan ulang pada Juni. Slot lari yang sudah saya daftarkan akhirnya dengan terpaksa saya refund, karena Juni saya sudah mendaftar untuk event lari yang lain yaitu Bali Trail Run. Saya pun dengan berat hati harus memilih salah satunya.
Di tengah masa karantina yang sudah masuk di minggu ke-3 ini, saya yang tidak lagi bisa jogging sore-sore di pantai ataupun di lapangan, harus rela hanya jalan pagi bolak-balik sepanjang gang depan rumah sambil berjemur di pagi hari. Yang penting badan tetap bergerak meskipun lockdown di rumah. Toh berjalan di gang depan rumah juga nggak berpapasan dengan orang lain, jadi aman saja untuk mondar-mandir. Selain itu juga jika sedang tidak malas, workout di rumah bisa jadi pilihan alternatif untuk bergerak. Kalau kamu, apa rutinitas olahragamu selama karantina?
Apapun jenis olahraga pilihanmu, tetap jaga kesehatan ya di tengah pandemi ini. Semoga semua tetap sehat dan semoga teror Corona segera berakhir. Amin... ππΌ
Salam,
Fransisca
No comments:
Post a Comment