Monday, December 12, 2011

A Lil' Step to.... Bangkok & Pattaya - Thailand

            Bangkok Trip – Day 1

Sawasdee ka…..!! Baru tiga minggu yang lalu saya pulang dari summer holiday di Phuket – South Thailand, pagi ini saya sudah nongkrong di Soetta airport untuk terbang kembali ke negeri Gajah Putih itu. Namun kali ini bukan untuk liburan 100%, melainkan juga dalam rangka tugas dari kantor. Ya gak papa lah, bekerja sambil liburan tho namanya. Hehe… Saya akan bagikan pengalaman liburan saya selama 5 hari di Bangkok dan Pattaya. Cekidooott….
Kali ini saya dapat flight Malaysia Airlines pukul 5 pagi, first flight. Namun karena ini merupakan maskapai asal Malaysia, flightnya pun diwajibkan transit terlebih dahulu di Kuala Lumpur selama 1 jam. Jadi total perjalanan saya kali ini ke Bangkok memakan waktu 5 jam! Jauh lebih lama disbanding dengan direct flight JKT-BKK yang Cuma butuh waktu 3 jam penerbangan. Hmm…tp gak papa deh, toh ini juga dibayarin kantor tiketnya, plus dapat 2x makan pula dipesawat! Hehehe….
Pukul 10.00 saya tiba di Suvarnabhumi Airport – Bangkok. Tidak ada perbedaan waktu antara Thailand dan Indonesia. Suvarnabhumi Airport ini bersih, modern, dan langsung terasa ‘aura’ Thai nya, lantaran banyak ornamen2 khas Thai  di berbagai penjuru airport. Dari airport saya langsung menuju Din Daeng District untuk makan siang. Kali ini saya nggak sebutkan ya makan dimana dan habis berapa, karna lagi2 dengan alasan: kali ini saya nggak backpackingan, melainkan urusan kantor. Hihihi…

Patung megah di Suvarnabhumi Airport
Selesai lunch, saya langsung meluncur ke Chatucak Weekend Market, karena kebetulan hari itu hari Minggu. Untuk mengexplore chatucak ini, rasanya butuh waktu berhari-hari lantaran luas Chatucak yang mencakup hingga beberapa hektar lahan dengan beberapa ribu kios didalamnya! Tak heran Chatucak disebut-sebut sebagai “The largest Market In The World”. Oleh karena itu tak hanya waktu luang yang dibutuhkan, namun juga stamina dan tas belanja yang besar untuk menjelajah setiap sudut Chatucak. Karena segala hal A-Z ada semua disini.
Siang itu saya menghabiskan 4 jam untuk mblusak-mblusuk di Chatucak. Itu pun saya rasa baru 30% nya saja dari luas Chatucak seluruhnya yang berhasil saya jelajahi hari itu. Dimulai dari area dekat JJ Mall, saya menyusuri gang-gang yang penuh dengan jejeran kios beraneka ragam. Pasar ini sangat rapi, dibagi menjadi puluhan blok sesuai kategori barang dagangannya. Ada blok souvenir, baju, furniture, kerajinan tangan, dll.
Disini saya berhasil menawar tas cangklong warna-warni khas Thailand dari harga THB 150 menjadi THB 80 saja. Berhubung untuk oleh2, saya borong saja 1 lusin. Begitu pula dengan tempat tissue, pajangan dinding, dompet, magnet kulkas, dll semuanya bisa ditawar hingga ½ harga. Karena belanja banyak di kios ini, saya dapat bonus 1 set gantungan kunci. Asyiiik…. Lumayan buat tambahan oleh2. Lanjut lagi berjalan menyusuri pasar dengan ransel yang kian menggelembung. Beli ini itu sampai akhirnya saya sadar, uang Bath di dompet saya habis! Weww…. Akhirnya mau tak mau saya balik lagi ke JJ Mall untuk mencari Money Changer. Haha…

Chatucak Market

Singkat kata, setelah 4 jam menggila di Chatucak dan menghabiskan beberapa ribu Bath, saya kembali ke mobil dengan menggendong ransel gendut dan membopong tas belanja. Fiiuuhhh…. Udah ah, tobat belanjanya! Masih ada 4hr kedepan soalnya. Oia, di Chatucak ini banyak kios2 makanan berjejer di pinggir pasar. Kalau mau cobain makanan Thai yang aneh2 ada semua disini. Aroma serangga goreng, octopus bakar, kodok panggang, semua bercampur di udara. Saya sih bukan tipe2 “extreme food hunter”, jadi saya cukup menikmati Milk Thai Ice Tea favorit saya dan aneka macam handmade sosis & seafood bakar. Ada sih beberapa orang dari rombongan saya yang mencoba belalang goreng dan keripik ulat. Ouch…. Saya sih gak berani coba! Hihihi…
Selesai ngubek-ubek Chatucak, saya menuju Madame Tussaud Museum di Siam Discovery, kawasan Siam Square. Namun ternyata macetnya Bangkok jauh lebih bikin stress ketimbang Jakarta lho… Hadeh…. 5 hari disana bikin saya bete tiap kali di jalanan, macetnya parah!
Saya menghabiskan 1 jam berkeliling Madame Tussaud. Walau tak sebesar Madame Tussaud yang di Hongkong, museum patung lilin dengan 11 section ini mampu membuat hati senang. Kenapa? Ya karena bisa ketemu tokoh2 terkenal di dunia, walaupun hanya sebatas patung lilinnya saja. Hehehe…. Saya pun tak menyia-nyiakan foto bareng orang2 ganteng seperti Steven Gerard, Nicholas Cage, Brad Pitt. Dan yan paling bikin saya girang adalah ketemu sang pujaan hati, Will Smith!! Biarin deh dibilang norak, habis saya emang kesemsem banget sama si hitam manis Will Smith dari dulu. Haha…

Me n my love... Will Smith! :D
Puas mengexplore Madame Tussaud, saya meluncur ke Royal Dragon Restaurant di kawasan Bang Na. Restaurant kebanggaan Bangkok ini pernah menyabet gelar  “The World Largest Restaurant” by Guinness Book of Record pada tahun 1992. Konon restaurant ini mampu menampung 5.000 customers, dengan 1200 staff dan luas area lebih dari 1.600m2. Wow!! Soal rasa? Jangan ditanya…. Seafood nya maknyuusss…..
Malam itu saya menginap di Amari Atrium Hotel di kawasan Petchaburi. Hotel bintang 4 ini lumayan oke, namun sayang lokasinya kurang strategis, sehingga agak jauh kalau mau kemana-mana.

Note: Jika bukan karena urusan kantor, saya pasti memilih kawasan Khaosan Road untuk menginap. Karena kawasan ini adalah pusatnya backpacker di Bangkok. Jadi banyak banget hostel2 dan tempat makan yang low budget, sesuai dengan kebutuhan.



Bangkok Trip – Day 2

Hari ini saya meninggalkan kota Bangkok untuk menuju Pattaya, sebuah kota berpantai dengan jarak 2-3 jam perjalanan darat. Tak lupa saya mampir ke Sriracha Zoo & Tiger Farm untuk melihat uniknya interaksi antar hewan2 disana. Serta menonton atraksi2 binatang buas yang menakjubkan.
Setiba di Pattaya, saya langsung menonton Alcazar cabaret show. Alcazar Show ini adalah show cabaret dengan tata panggung yang dramatis serta para pemain yang cuantik cantik. Eitz, tapi jangan tertipu…. Mereka ini bukanlah perempuan tulen, melainkan para waria/banci yang sudah dipermak sana sini. Ya, banci2 Thailand memang sudah tak asing lagi di telinga kita. Kecantikan banci2 Thailand bahkan bisa mengalahkan kecantikan artis2 wanita tulen disana. Saking cantiknya, mereka terlihat bak boneka Barbie diatas panggung. Mereka bernyanyi lip-sync dan menari selama show kurang lebih 1 jam ini. Selesai show mereka akan berbaris disamping gedung pertunjukan menawarkan diri untuk berfoto dengan pengunjung. Tarif 1x foto bersama seorang waria disana sekitar THB 40-50. Cukup murah bukan? Hmmm…. Tapi ada pepatah mengatakan: “Jika anda seorang wanita, jangan berfoto dengan banci Thailand jika tak ingin disangka Anda lah pembokatnya!” Hahaha….
Malam itu, saya menghabiskan setengah malam di Hard Rock Café Pattaya bersama teman-teman, sembari menikmati semilir angin pantai dan ditemani beberapa botol Hei**ken dan Chang (merk khas Thailand). Puas ngobrol2 kamipun berjalan kaki menyusuri pantai kembali ke hotel tempat kami menginap malam itu, A-One Royal Cruise Hotel. Diperjalanan, kebetulan kami bertemu penjual sate sosis keliling. Berbagai macam sosis, seafood, kulit ayam, kodok, bahkan kalajengking goreng pun ada! Mumpung di Thailand, tak ragu lagi kami pun menjajal si Kalajengking goreng, Ulat goreng crispy, dan belalang goreng. Rasanya??? Mmm…. Silahkan anda coba sendiri. Hehehe…… Asin-asin campur sangit-sangit gimanaaaa gitu! Hihi…..



Bangkok Trip – Day 3

Hmmm…. Bangun kesiangan pagi ini. Gagal deh rencana jalan2 pagi di pantai Pattaya! Haha…. Alhasil bersantai saja sarapan pagi di swimming pool area. Namun sayang cuaca hari itu kurang bersahabat, hujan rintik2 pun membasahi Pattaya.

Breakfast @ A-One Royal Cruise
Setelah hujan reda, saya check out dari hotel. Ya, saya hanya menginap satu malam di Pattaya karena padatnya jadwal kegiatan dan jalan2 yang sudah disusun. Saya kemudian menuju ke Nongnooch Village Botanical Garden. Mau ngapain disana? Ya pastinya mau lihat keindahan kebun bunga dan tanaman2 unik disana. Serta menonton pertunjukan Thai Dance dan atraksi gajah yang konon katanya ‘lebih pintar’ dari gajah2 di Sriracha Zoo.

Butterfly Hills - Nongnooch Village
Di Nongnooch Village, saya menyaksikan pertunjukan Thai Dance kolosal, menonton atraksi serombongan gajah pintar dan atraktif, foto2 bersama Harimau, gajah, dan burung Kakatua pintar, serta berkeliling di taman bunga serta maze. Untuk berkeliling taman bunga, kita bisa naik mobil mini terbuka dengan tarif THB 100 untuk sekali keliling. Lumayan bisa dapat spot2 menarik untuk foto2. Namun karena cuaca terik, kali itu saya tidak ikutan keliling taman. Saya menghabiskan waktu dengan nongkrong di salah satu café outdoor didalam komplek taman, sambil menikmati Ice Chocolate dan buah-buahan tropis dingin dibawah lambaian pepohonan diatas kepala saya. Hmmm…. Segaaarrrrr…. Tak ketinggalan juga Durian Monthong nya!

@ Nongnooch Village
Puas leyeh-leyeh di Nongnooch Village, sore harinya saya melanjutkan perjalanan kembali ke Bangkok. Tujuan kali ini adalah MBK atau Mahbongkroong. Sebuah dept.store macam Mangga Dua yang sarat barang2 fashion dengan harga terjangkau. Di MBK saya memborong produk Boots (yang memang menjadi tujuan utama saya belanja kali ini). Karena produk2 perawatan Boots tidak dijual di Indonesia, maka inilah kesempatan memborong segala macam produk kecantikan dan perawatan tubuh di toko ini. Dua kantong plastik besar penuh dengan produk perawatan, cukup bikin saya kerepotan saat membawanya menyusuri MBK. Hehe… gapapa lah, niatnya emang bukan cuma untuk dipakai sendiri, tapi juga dipasarkan melalui online shop saya. Hihi….



Bangkok Trip – Day 4

Selamat pagi Bangkok! Cuaca cerah dan pemandangan dari lantai 16 hotel Amari Atrium ini cukup oke sebagai pencerah mata saya yang masih ngantuk. Rencana hari ini, saya mau mengeksplore spot2 wisata utama di kota Bangkok. Maka, selesai sarapan saya langsung meluncur menuju pusat kota. (maklum hotel tempat saya menginap terletak agak di pinggir kota) hehehe…
Spot Pertama, melewati Erawan Shrine. Sebuah tempat pemujaan yang konon dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kekayaan bagi siapapun yang sembahyang dengan rutin di kuil mini ini. Mungkin kalau di Indonesia semacam tempat untuk cari pesugihan gitu kali ya… katanya sih banyak orang dari berbagai penjuru yang datang kesini dan meletakkan sesajen dengan harapan doa mereka terkabul dan keberuntungan selalu menyertai mereka. Kuil mini ini terletak dipelataran Grand Hyatt Erawan, dekat dengan beberapa shopping centre seperti Gaysorn, Central World, dan Amarin Plaza. Letaknya yang strategis di perempatan jalan membuat tempat ini selalu ramai dikunjungi setiap hari. So, mau coba cari peruntungan di Erawan Shrine? Saya sih gak minat, makanya cuma lewat sambil melongok-longok saja. Hehehe…..
Spot Kedua: Saya menuju Grand Palace, sebuah istana yang pernah ditinggali keluarga raja sejak tahun 1700 sampai pertengahan 1900. Raja yang saat ini menjabat, Raja Bhumibol, kini tinggal di Chitralada Palace, istana resmi tempat tinggal keluarga raja di masa kini. Sedangkan Grand Palace sendiri kini murni sebagai tempat tujuan wisata. Didalam komplek Grand Palace ini, terdapat banyak bangunan yang didominasi warna emas. So jangan lupa siapkan sunglasses anda, apalagi dalam cuaca terik, karena sebagian besar bangunan didalam komplek ini dapat menyilaukan mata anda! Hehe…. Ada sebuah kuil yang sangat indah didalam komplek ini, Wat Phra Kaew. Kuil yang keseluruhan bangunan nya berlapis emas ini merupakan bangunan kuil perpaduan Thailand dan Cambodia, dimana terdapat bentuk2 hasil adopsi dari Angkor Wat didalam komplek kuil ini. Lelah berkeliling di komplek istana, saya melanjutkan perjalanan menuju sebuah pasar didekat komplek istana. Tak lupa saya membeli buah potong segar yang disiram saus asam manis, lumayan untuk mendinginkan ubun2 saya yang sudah berasap, saking panasnya cuaca siang itu.

Keramaian Grand Palace
Spot Ketiga: saya berjalan kaki menyeberangi bagian dalam pasar menuju pelabuhan kecil untuk menuju Wat Arun. Dengan menaiki perahu motor, saya dan rombongan dibawa menyusuri sungai Chao Phraya dan mampir ke sebuah kuil ditepi sungai. Bukan untuk turun dan masuk ke kuil tersebut, melainkan untuk memberi makan ikan patin dari atas perahu. Ikan patin di kuil ini bukan ikan biasa menurut masyarakat setempat. Ikan2 ini dianggap keramat dan disucikan. Selain ukurannya yang sangat besar, berbeda dengan ikan patin biasa, warna ikan2 ini pun abu2 pucat. Bahkan jika anda beruntung, anda dapat melihat ikan yang berwarna putih, dan itu tandanya doa yang anda panjatkan akan terkabul. Perjalanan dilanjutkan menuju kuil Wat Arun atau sering disebut Temple of the Dawn (Kuil Embun). Kuil ini unik, karena seluruh permukaannya dilapisi pecahan porselen warna-warni yang disusun membentuk lukisan dan gambar2 indah. Wow! Amazing…. Yang membedakan kuil ini dengan kuil2 lainnya di Bangkok adalah, kuil ini tidak berwarna emas, melainkan warna-warni porselen. Sangat indah!

Lapisan porselen warna-warni di dinding Wat Arun
Oiya, disebelah kuil ini terdapat sebuah sentra oleh2, dimana kita bisa mendapatkan berbagai souvenir khas Thailand. Disini, saya dapat selusin gantungan kunci gajah hanya seharga THB 100 saja. Juga kaos bergambar gajah, untuk dewasa dan anak2 pun harganya cukup murah disini. Hmmm…. Lagi2 ransel saya menggelembung! Hahaha…. Selesai belanja, saya kembali menaiki perahu motor untuk menyeberangi sungai Chao Phraya. Nah, saat saya menunggu bus di tepi jalan ini, saya ketemu tukang es krim khas Thailand; es krim buah dan sayur! Es krim ini semacam es “Tung-tung” kalo di Indonesia. Penyajiannya pun sama, dua scoop es krim ditaruh diatas selembar roti tawar, yang cukup dilapisi tissue dibagian bawahnya. Bedanya, kalo di Indo rasa es tung-tung biasanya seputar nangka, alpukat, duren, atau coklat. Tapi di Bangkok ini, rasanya perpaduan buah dan sayur. Terbukti dari adanya potongan kecil2 buah nangka, mangga, pepaya, kacang kapri, buncis, dll. Penasaran rasanya? Hmmm…. Nagih!!! (ngebayanginnya aja ngilerrrr….) (>,<!)
Spot Keempat: Wat Pho. Masih terletak dikawasan sekitar Grand Palace, saya menyusuri jalan menuju komplek The Nine Wonders of Wat Pho. Di komplek ini terdapat Patung Buddha Tidur atau Reclining Buddha yang tersohor itu. Dengan panjang 46m dan tinggi 15m, keseluruhan patung ini berlapis emas dan mata patung terbuat dari mutiara. Sebetulnya selain Reclining Buddha, masih ada 8 spot menarik lainnya didalam komplek ini. Spot2 tersebut mempunyai karakteristik dan kisahnya masing2. Namun keterbatasan waktu yang saya miliki membuat saya tak sempat menjelajahi komplek ini lebih jauh lagi. Ditambah waktu pun sudah sore dan mendung tebal sudah menggelayut diatas Bangkok. Saya pun memutuskan kembali ke hotel karena hujan deras mulai mengguyur macetnya kota Bangkok sore itu.

Macetnya Bangkok :(
Malam itu, setelah istirahat sebentar di hotel sambil menunggu hujan reda, saya memutuskan untuk wisata kuliner. Bersama beberapa teman, saya naik taxi menuju kawasan Phahurat (Bangkok’s Little India) untuk mencoba beberapa stall makanan dipinggir jalan. Namun jenis makanan di kawasan ini rata2 makanan Timur Tengah seperti Sish Kebab, Briyani, Prata, Kari, dll. Ah, sudah biasa sepertinya di Indo juga banyak! Haha…. Kamipun lanjut naik taxi lagi (berhubung sudah diatas jam10 malam, agak susah cari bus) menuju ke Yaowarat atau lebih dikenal dengan China Town. Disepanjang jalan banyak berjejer seafood stall. Tujuan kami adalah stall “Shark Fin Soup” atau “Sup Sirip Ikan Hiu” yang notabene makanan langka itu! Ouch… denger nya aja udah miris banget, apalagi makan! Waduh, gak deh… Saya gak tega ngebayangin ikan hiu dimasak! Haha…. Alhasil saya gak ikutan makan si hiu, melainkan berburu cemilan macam Roasted Chestnut, Sausage satay, dan es buah. Cemal-cemil sana sini bikin lupa waktu sampai lewat tengah malam. Akhirnya setelah kantuk mendera dan perut begah, kami pun kembali ke hotel.



Bangkok Trip – Day 5

Hoaammmm…..!! Hari ini bangun kesiangan lagiiii…. Kalo pintu kamar saya ga digedor mungkin saya bisa molor sampai siang! Hari itu gak ada jadwal kemana-mana. Freetime sampai siang lalu ke airport untuk kembali ke Tanah Air. Saya pun mulai packing, koper-travelbag-ransel, semua gendut-gendut! Hihi… berdoa semoga bagasi gak over weight!
Selesai sarapan, saya check out hotel kemudian langsung menuju airport. Oiya, diperjalanan, saya masih sempat mampir Big-C, sebuah department store yang gak terlalu besar, namun lumayan oke buat menghabiskan sisa Bath didompet! Di Big-C ini saya jajan kuliner saja, selagi para peserta rombongan yg lain sedang berburu ini itu. Siang itu saya jajan Thai Milk Ice Tea, Honey Waffle, Chestnut, dan Thai Crepes. Hadeh, pokoknya kalo liburan di Thai pastiiiii bikin gemuk, secara jajan nya banyak! Hahaha…..
Akhirnya, tiba saatnya saya harus kembali ke Tanah Air…. Hujan siang itu turun saat saya tiba di Suvarnabhumi Airport. Hmm…. Masih ada waktu 2 jam sebelum boarding, saya manfaatkan (lagi-lagi) menghabiskan sisa recehan Bath dikantong! Beberapa bungkus manisan mangga, permen durian, dan coklat berhasil dipaksa masuk ke ransel yang sudah teriak-teriak kepenuhan! Hihihi….
Sebuah perjalanan yang menyenangkan, 5 hari berada di Bangkok dan Pattaya. Meski diwarnai hujan selama 3 hari dan macet setiap hari, namun okelah untuk menetralisir stress saya. Lain kali, saya sih masih mau banget liburan kesini lagi, tentunya tanpa dibarengi dengan urusan kantor. Supaya saya bisa menyelusuri lebih jauh lagi ke seluruh pelosok kota Bangkok, bisa membaur dengan masyarakat lokal, bisa mengenal budaya Thai lebih dalam lagi, dan tentunya bisa liburan ala Backpacker kembali! Hoho…. Kaphoonkaa Bangkok, see u next time! Sawasdee ka…… \(^_^)/




Saturday, November 19, 2011

A Lil' Step to..... Phuket - South Thailand


       
            Phuket Trip – Day 1

It’s Summer! Time to touch beaches…… Ya, tujuan liburan saya kali ini adalah Phuket, sebuah provinsi di daerah selatan Thailand. Phuket sudah sangat terkenal dengan udara tropisnya, pantai-pantai indahnya, kuliner khasnya, dan keramahannya. Lagi-lagi saya beruntung dapat tiket promo Air Asia. Hehe… Dan kembali saya menyandang backpack dipunggung menuju Soetta Airport.
Suasana Airport siang itu cukup ramai, karena memang pas lagi musim liburan sekolah kali ya…. Kali ini saya berangkat bersama Rebecca (lagi). Sebenarnya kami liburan bertiga dengan Angelina juga, tapi Angel sudah berangkat duluan ke Bangkok seminggu yang lalu. Jadi nanti kami ketemuan di Phuket International Aiport.
Flight kami sore itu delay selama 40 menit, katanya sih karena cuaca di Phuket sedang kurang bagus. Akhirnya kami take off jam 4.45 sore. Butuh waktu tempuh selama 3 jam dari Jakarta – Phuket, dengan catatn direct flight yaaa….. untungnya sekarang Air Asia ada direct flight ke Phuket, jadi ga perlu repot2 transit lg deh…. Hehe…
½ jam sebelum mendarat, cuaca diatas kota Phuket memburuk. Hujan dan turbulence mengguncang pesawat kami. Untungnya cuma selama 15 menit aja sih pesawatnya shaking, tp lumayan berhasil juga bikin si Rebecca mabuk udara! Hihihi….. Sampai di Phuket International Airport langit masih mendung, dan waktu sudah menunjukkan jam 8 malam. Kasian Angelina yang sudah menunggu kami sejak sore tadi…
Rencana awal, kami mau naik Airport Shuttle Bus dari bandara ke tempat kami menginap, tapi ternyata akibat flight tadi delay, kami ketinggalan bus. Dan jadwal keberangkatan bus selanjutnya masih 45 menit kedepan. Kelamaan! Selain udah kemaleman, laper, dan kondisi teman kami Rebecca sudah lemas akibat mabuk, kami pun memutuskan untuk mencarter minivan yang banyak ngetem disekitar pintu keluar arrival. Tawar menawar, akhirnya sepakat di harga THB 200 (Rp 60rb) untuk bertiga. Lumayan murah untuk ukuran sebuah private minivan, yang isinya cuma kami bertiga. Kami pun minta diantar ke Lub Sbuy Guesthouse, sebuah penginapan backpacker di kawasan Phuket Town. Seperti biasa, kami booking hostel ini melalui www.hostelworld.com. Kami booking kamar Japanese Room, sebuah kamar dengan tiga tempat tidur ala jepang, kipas angin, dan shared bathroom yang bersih. Cuma seharga +/- Rp.90 rb /org semalam, kami dapat tempat tinggal yang bersih dan strategis didekat terminal bus Phuket Town.
Malam itu sesampainya di hostel, kami langsung keluar cari makan. Sudah melapar sangat….. kami ketemu tukang jajanan sosis di perempatan jalan depan terminal. Isi dagangannya variatif, semuanya serba ditusuk. Mulai dari sosis, shrimp, baso, tofu, cumi, dll. Ada pork, beef, chicken, dan seafood. Harga per tusuk nya Cuma THB 5-10 saja! (Rp.1500-3000) Sate tersebut digoreng, kemudian makannya pakai saus khas Thailand dengan potongan timun segar. Hmmmm……maknyuuusssss! (saya aja sampai ngiler pas nulis ini krn ngebayangin enaknya sate sosis itu…) hehe…
Berdasarkan keterangan si bapak tukang sosis tersebut, kami melangkahkan kaki menyusuri Phuket Town yang sudah sangat sepi tersebut (padahal masih jam10 malam). Sekitar 10 menit jalan kaki, kami tiba di sebuah pasar malam di Ong Sim Phai Road, belakang Robinson Mall. Dipasar itu berjejer kios2 yang menjual berbagai makanan (mirip Jl.Alor di KL. Baca postingan saya sebelumnya). Kami memesan Tom Yam, Pad Thai, Crispy Vegie Noodle, dan tak lupa Thai Herbal Tea. Range harga di pasar ini di kisaran +/- Rp.30.000an /porsi.



Phuket  Trip – Day 2

Hari Sabtu pagi planning kami akan mengeksplore kota Phuket keseluruhan. Pertama-tama kami menyusuri Phang Nga Road menuju Phuket Old Town, sebuah district yang dipenuhi bangunan2 bergaya Sino Portuguese peninggalan jaman dulu. Di perempatan jalan tempat bertemunya Phuket Rd dan Phang Nga Rd, ada sebuah bangunan antik dengan Jam besar diatasnya. Lumayan oke buat foto2. Namun sayang, kota Phuket Town ini terlihat semrawut dengan juntaian kabel2 listrik dan telepon yang terpasang secara asal-asalan disetiap tiang listrik di sepanjang jalan. Benar-benar merusak pemandangan!

gerah liatnya :(
Sampai diujung jalan Phang Nga Rd, kami belok kanan menuju jalan Yaowart Rd, menuju sebuah tempat makan bernama “Local Food”. Namun sayang, kami datang kepagian, alhasil beberapa kios makanan belum membuka gerobak dagangan mereka. Sarapan kali ini kurang nendang menurut saya, rasa makanan ditempat itu kurang pas di lidah. Kami pun melanjutkan berjalan kaki kearah Thalat Dibuk Rd. Karena menurut peta ditangan kami, di jalan Dibuk ini ada sebuat Wat (kuil), yang rasanya patut untuk dikunjungi.
Kami pun tiba disebuah Wat yang terletak di belakang sebuah sekolah. Nama kuil ini Wat Puttamongkon. Bagi saya yang belum pernah melihat keindahan Wat Thailand sebelumnya, Wat Puttamongkon ini cukup indah arsitekturnya. Dengan didominasi warna emas dan merah sebagai cirri khas kuil Buddha di Thailand. Namun, Angelina yang sudah seminggu di Bangkok mengingatkan, masih ada Wat-wat lain yang lebih indah di seluruh penjuru Thailand ini. Hehe….. Pada saat kami ke Wat ini, sedang ada upacara kremasi. Kami pun buru-buru keluar komplek, ngeri euy! Tak lupa kami mencicipi sate pisang bakar siram vanilla fla yang dijual keliling didalam komplek Wat ini.

Phuket Old Town
Saat kami keluar komplek, ada seorang sopir tuk-tuk yang menawarkan kami keliling Phuket Town dengan harga murah. Setelah tawar-menawar, disepakati harga THB 250 untuk keliling kota mengunjungi spot2 wisata menarik dikota itu, termasuk Wat yang paling terkenal di Phuket, Wat Chalong!
Destinasi pertama kami adalah Big Buddha. Sebuah kuil dengan patung Buddha setinggi 18m dilereng bukit yang menghadap ke kota Phuket. Big Buddha ini terletak satu komplek dengan sebuah Wat cantik yang baru saja dibangun (atau direnovasi mungkin). Keseluruhan bangunan wat ini didominasi warna emas dengan bagian dalam yang dinding dan langit-langitnya dilukis dengan sangat indah.
@ Big Buddha
Puas foto2, kami lanjut ke Rang Hill – Phuket View Point. Tempat ini adalah puncak bukit dimana terdapat spot utama tempat melihat pemandangan seluruh kota Phuket dari ketinggian. Bahkan Andaman Sea pun terlihat jelas disini. Selanjutnya kami turun bukit menuju pusat kota Phuket untuk booking trip ke Phi-Phi besok hari Sabtu. Kami mendapat harga THB 900 /pax (Rp.270rb) untuk One Day Trip to Phi-Phi Island, sudah termasuk akomodasi antar-jemput, makan, cruise ship, dan alat snorkeling. Selain itu kami juga membeli paket One Day Tour ke Phang Nga Bay atau yang lebih dikenal dengan James Bond Island untuk hari Minggu. Harga per paketnya THB 700 /org, atau sekitar Rp.210.000 saja.

Phuket Town view
Selanjutnya kami menuju luar kota Phuket bagian selatan, ke kuil Wat Chalong. Diperjalanan kami diajak mampir ke Gems Store dan Toko cemilan terkenal yang bernama “Sri Bhurapa Orchid”. Disini, kita bisa membeli oleh2 makanan khas Thai, seperti manisan buah kering, permen asem, dan teng-teng kacang mede.
Tepat jam 2 siang, kami tiba di komplek Wat terbesar di Phuket; Wat Chalong. Cuaca sedang panas-panasnya saat itu, dan sialnya tak satupun dari kami pakai sunblock!! Kebayang donk gimana itemnya foto2 ditengah terik matahari ganas begitu….

Wat Chalong
Komplek wat ini terdiri dari beberapa bangunan kuil. Dibagian depan ada sebuah cerobong asap tempat pembakaran petasan, yang menyala tiap beberapa saat. Siap-siap tutup kuping deh tiap kali ada yang nyalain petasan disini, karena suaranya itu lho…. Bikin budeg siapapun yang lewat didepannya! Haha…

Singkat kata, setelah puas menggosongkan diri foto2 di komplek Wat Chalong itu, kami dibawa kembali ke kota oleh tukang tuk-tuk sewaan kami. Dengan tak lupa mampir ke toko Spa Aromatherapy “Mook Phuket” didekat pasar tradisional “Chatucak Phuket”; tujuan kami terakhir hari itu.
Di Chatucak sore itu, kami berwisata kuliner mencicipi makanan2 khas yang banyak dijual murah di pasar itu. Mulai dari sate sosis aneka rasa, sate seafood, aneka sushi warna-warni, Thai Crepes, dll. Setelah puas icip2, kami mulai mengeksplore pasar Chatucak Phuket ini. Kenapa namanya sama dengan Pasar Chatucak Bangkok? Ya karena pasar ini adanya cuma pas weekend dan hampir serupa dengan pasar yang di Bangkok itu.
Mayoritas barang2 yang dijual disini seputar fashion dan souvenir. Baju2 trendy dengan harga miring berjejer cantik di tiap kios. Modelnya serupa dengan baju2 yang banyak dijual di online shop di Indonesia, yang biasanya dengan embel-embel PO Korea. Hehe…  Kami dapat beberapa barang unik disini, diantaranya miniatur minuman keras bermerk Jack Daniels, Vodka, Black Label, dll. Harganya pun relatif miring dibandingkan dengan miniatur minuman yang biasa dijual di Duty Free Shop airport. Kami pun mendapat asesoris lucu2, serupa yg dijual di olshop Indonesia dengan embel2 PO-POan itu, dengan harga 5x lebih murah dari harga olshop!! Yippiiieeee……..
Maksud hati masih ingin menjelajah pasar tersebut, namun apa daya kaki kami sudah sangat kelelahan. Betis pun sudah berkonde gede-gede! Hehe… akhirnya kami naik ojek untuk pulang ke penginapan…. Hmmmm….hari yang melelahkan namun sarat pengalaman.


Phuket Trip – Day 3

Hari ini kami bangun kesiangan karena malamnya kecapean muter2 pasar Chatucak Phuket, padahal pagi ini kami akan dijemput jam8 pagi untuk One Day Trip ke Phi-phi Island. Untungnya si sopir penjemput mau berbaik hati menunggu kami siap. Kami semobil dengan sekitar 8 orang lainnya yang rata2 bule. Kami dibawa ke pier / pelabuhan yang jaraknya tak jauh dari kota Phuket.
Boat kami, Sea Angel Luxury, sudah tertambat rapi di pier tersebut. Suasana pelabuhan cukup ramai. Dan tepat jam8.30 boat Sea Angel pun bertolak. Tak lama, breakfast ringan pun dibagikan; teh dan kue. Kami kebagian tempat duduk di dek kedua, open air, jadi dijamin selama 2 jam kedepan bakal berangin-angin ria diatas dek kapal. Hehe… no wonder si Rebecca pun akhirnya K.O lagi ditengah perjalanan. Mungkin karena Becca tidak kuat dengan ayunan gelombang laut dan terpaan angina kencang, makanya doi mabuk laut dan teler.

otw to Phi-phi
Sepanjang perjalanan, laut mulai berubah warna. Dari biru keruh ke biru dongker, kemudian berganti warna ke biru terang hingga akhirnya ke warna paling indah, Turquoise, saat mulai memasuki kawasan Phi-phi island. Bukit2 Limestone pun mulai bermunculan dari permukaan laut. Makin lama makin banyak hingga membentuk sebuah kelompok pegunungan limestone yang tak lain adalah kawasan Koh Phi-phi Ley. ‘Koh’ berarti ‘pulau’ dalan bahasa Thai. Sedangkan Phi-phi Island sendiri terbagi menjadi dua wilayah: Koh Phi-phi Ley dan Koh Phi-phi Don. Phi-phi Ley adalah gugusan pulau yang tidak berpenghuni, dimana terdapat Maya Bay, sebuah laguna cantik yang pernah dipakai untuk syuting film ‘The Beach’ nya Leonardo Di Caprio. Sedangkan Phi-phi Don adalah pulau yang berpenghuni, dimana terdapat perkampungan, hotel2, resort, dan penginapan. Koh Phi-phi Don selalu ramai oleh para wisatawan yang ingin menghabiskan waktu liburan di Phi-phi.

Me, on a cruise :)
Boat kami perlahan-lahan melintasi gunung2 batu kapur / limestone indah. Kemudian melewati Maya Bay yang tersohor itu, namun sayang paket tour yang kami ikuti tidak menyediakan program untuk mampir ke Maya Bay; tempat syuting nya si ganteng Leo di Caprio. Hiks… alhasil kami hanya mampu mengagumi keindahannya dari jauh saja. Kemudian kami diajak melewati Viking Cave, sebuah goa2 dibawah gunung batu yang terbentuk akibat kikisan air. Konon goa itu disebut Viking Cave karena terdapat lukisan kapal Viking di dinding goa yang kini menjadi sarang ribuan burung wallet itu.

Maya Bay
Akhirnya sampailah kami di sebuah spot untuk snorkeling, dimana warna airnya yang bukan lagi biru melainkan hijau terang, turquoise! Sangat indah…. Namun sayang Rebecca masih mabuk laut berat sehingga tidak dapat bergabung dengan kami untuk berenang dan snorkeling. Saya dan Angel pun tidak buang2 waktu lagi, kami langsung nyebuuurrr….. Wow, seru! Variasi ikan2 disini lumayan banyak, dengan berbagai warna dan ukuran. Namun sayang terumbu karang disini benar2 sudah hancur. Sungguh amat disayangkan sekali ditempat seindah ini terumbu karangnya tidak ikut dirawat. Jadi para wisatawan hanya bisa menikmati keindahan ikan2nya saja tanpa diimbangi dengan habitat terumbu karangnya. Namun bagi yang bisa menyelam, jangan khawatir, Phi-phi masih punya beberapa spot menarik dan oke banget untuk diving.

Snorkeling here @ Koh Phi-phi Ley
Selesai snorkeling (yang hanya 1 jam saja, gak puas!!) kami dibawa ke Phi-phi Don untuk santap siang. Sampai di pier, kami berjalan melintasi pasar yang menjual banyak macam kerajinan tangan dan souvenir untuk oleh2. Santap siang kami disajikan buffet all you can eat dengan menu Western, Asia, dan Arabian. Hmmm……nikmat! Rebecca pun akhirnya pulih dari mabuk lautnya.
Selesai makan siang, kami diberi waktu bebas mengexplore Phi-phi Don sampai jam 2 siang. Kami memutuskan untuk bermain-main di Tonsay Bay. Sebuah pantai melengkung yang landai, dengan jejeran kursi pantai memenuhi sepajang sisi pantai. Namun kursi pantainya gak gratis, bayar THB 100 per kursi. Hehe… kami yang backpackeran ini memilih spot dibawah pohon saja, dengan menggelar kain pantai, kami menikmati suasana terik siang bolong dipantai itu secara gratissss…. Angel dan Becca memutuskan untuk berenang. Secara Becca dari tadi kan belum menyentuh air laut karena mabuk. Hehe… saya sih Cuma tidur-tiduran saja leyeh-leyeh dipinggir pantai, dibawah pohon, dengan muka ditutupi topi pantai….
@ Tonsai Bay
   


“rasanya seperti terbang…..melayang-layang…..sinar terang dimana-mana…..hangat…..kepala jd ringan….mmmm….udara cenderung panas….tp nyaman sekali….serasa di….surga!” Tiba-tiba ada suara… “Sis! Sisca! Bangun woy!! Kita ketinggalan kapal!!!” What The ****!!! Oh, GOD……saya ketiduraaaaannnn…..tadi itu ternyata mimpiiiii…..mimpi melayang-layang di surga! Haha…  dan ternyata sudah jam 2! Saya diomelin teman2 karena harusnya saya yang jagain barang dan jagain waktu, supaya mengingatkan yang lain untuk gak terlambat kembali ke kapal. Hihi… map ya teman….abis enak banget sih tidur dibawah pohon – pinggir pantai – siang bolong gitu!

@ Koh Phi-phi Don Market
Kami berlari-lari ke pier, berharap semoga kapal kami belum berangkat. Thanx God, kapalnya masih bersandar manis di dermaga, meski dengan kondisi ¾ penuh. Kami kembali dapat tempat duduk di dek terbuka yang tadi. Namun kali ini kami memilih untuk duduk di bawah roof, karena niatan kami mau tidur selama perjalanan pulang. Setelah kapal perlahan-lahan meninggalkan deretan limestone indah itu, kami pun terlelap…
Jam 4 sore kami tiba kembali di dermaga kota Phuket. Kami diantar pulang dengan minivan yang tadi pagi menjemput. Namun tak lupa kami membeli oleh2 berupa foto kami masing2 yang dicetak diatas piring keramik pajangan seharga THB 100 saja. J
Malam harinya, kami kembali menyusuri jalanan sepi Phuket Town untuk mencari makan malam. Kami berjalan kearah Phuket Old Town, kemudian sesampainya di pertigaan dekat Communication Centre, kami belok kiri ke perempatan Ranong Rd.
Saat kami menyusuri Ranong Rd yang sudah mulai sepi, tak disangka-sangka kami menemukan sebuah travel agent yang memasang iklan didepan rukonya “ONE DAY TOUR PHI-PHI ISLAND, ONLY THB 700” What the?! Agent ini menawarkan harga paket tour yang THB 200 lebih murah dari yang sudah kami booking kemarin! Dengan fasilitas dan spot2 destinasi yang sama persis! Hmmm…..jadi pembelajaran bagi kami, bahwa lain kali harus lebih jeli dalam memilih travel agent. Karena ternyata harga tour di kota ini cukup bersaing ketat.
Malam itu kami memutuskan makan frozen food di 7eleven. Bedanya jaringan Sevel di Indonesia dengan di luar negeri adalah: hanya Indonesia yang menyediakan tempat duduk buat nongkrong dan kongkow-kongkow! Di luar negeri, semua Sevel yang saya lihat dan kunjungi tidak ada yang menyediakan tempat duduk, karena memang konsepnya hanya minimarket fast service. Jadi kalau beli makanan di Sevel, ya siap2 makan berdiri diluar atau duduk dipinggir jalan. Seperti yang kami lakukan malam itu, kami makan di trotoar depan sebuah sekolah. Hehehe…
Diperjalanan pulang ke hostel, kami menemukan sebuah toko kue kecil dipojokan jalan Ratsada Rd setelah hotel Tavorn. Tokonya mengingatkan kami pada toko kuenya Shan Chai di film Meteor Garden! Hahaha…. Terletak disebelah taman kecil yang rapi, cake shop ini sepertinya nyaman banget buat nongkrong. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir dan menyantap sepotong Cheese Cake lezat sambil menikmati Chinese Tea hangat. Suasana didalam toko sangat homey dan cozy, bikin betah. Sang ibu pemilik toko pun sangat ramah dan welcome. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 9.30 malam, kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri Phuket Rd menuju Surin Circle, sebuah ringroad dengan monumen jam ditengahnya. Lumayan oke buat foto2 di siang hari, namun kami tetap saja narsis biarpun sudah hampir tengah malam. Hehehe… puas foto2, kami pulang ke hostel melewati Ocean & Robinson Mall.


Phuket Trip – Day 4

Pagi Jam 8 kami sudah dijemput oleh minivan dan seorang pemandu wisata yang kocak dan rame, Ms.Nok-nok namanya. Hari ini tujuan tour kami adalah James Bond Island, sebuah pulau yang pernah menjadi tempat syuting film James Bond 007; The Man with the Golden Gun. Tempat ini terletak di privinsi Phang Nga, sebuah taman nasional dengan pulau2 yang menyembul di Laut Andaman.
Untuk mencapai Phang Nga, kami menuju kearah utara, hingga melewati jembatan penghubung antara Phuket island ke mainland Thailand. Waktu tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan darat. Ditengah perjalanan kami mampir ke Wat Tham Suwanakhuka (Buddha Cave Temple). Dari namanya sudah bisa dibayangkan bahwa kuil ini terletak didalam goa. Dengan spot utama berupa patung reclining Buddha (Buddha Tidur) sepanjang 15m.

Pintu masuk Wat Suwanakhuka
Bagian dalam Buddha Cave Temple
Dari kuil goa ini kami menuju ke Surakul Pier untuk mengarungi Andaman Sea dengan menggunakan longtail boat. Berbeda dengan Phi-phi, air laut di Andaman Sea taman nasional ini berwarna coklat keruh. Mengingatkan saya pada sungai2 besar kita di Kalimantan; Barito, Mahakam, dan Kapuas. Ya, kami seolah sedang menyusuri sungai2 di Kalimantan! Namun pemandangan sedikit demi sedikit berubah saat kami memasuki wilayah kepulauan Phang Nga. Gunung2 batu kapur dengan berbagai bentuk menyembul dari permukaan laut. Bahkan menurut mitos yang dipercaya warga Thailand, gunung2 ini mewakili bentuk2 binatang. Memang benar sih, setelah kami perhatikan dengan seksama, ada yang bentuknya seperti gajah, anjing, dll. Hehe…

@ Longtail Boat on Andaman Sea
Akhirnya sampailah kami di James Bond Island, sebuah pulau yang di brosur2 wisata terlihat eksotik. Namun ternyata aslinya ga sebagus yang di gambar brosur, majalah, dan internet. Hmmm…. Tp lumayan lah buat nambah2in pengalaman kami menjejakkan kaki di tempat2 terkenal. Hoho….. di pulau yang bernama asli Koh Khao Ping Kan ini, terdapat sebuah pulau berbentuk paku yang menancap ditengah laut, pulau paku ini bernama Koh Tapoo. Nah, Koh Tapoo inilah icon James Bond Island tersebut… di pulau utama sendiri, terdapat sebuah dinding kapur sangat tinggi yang seolah-olah dipotong rata dan disandarkan ke sisi tebing. Potongan dinding kapur inilah yang dinamakan Khao Ping Kan.

@ James Bond Island - Phang Nga Bay
Selesai foto2, kami menuju sebuah desa nelayan terapung yang bernama Koh Panyee. Desa ini mengingatkan saya pada Derawan! Dan ternyata, sang tour guide menjelaskan bahwa sejarah desa ini awal mulanya dibangun oleh orang2 Indonesia! Wow… kontan saja saat tour guide memperkenalkan kami ke seluruh peserta lainnya bahwa kami orang Indonesia, kami bangga dooonk….. hehehe….  Secara, nenek moyang kamilah yang dahulu mendirikan tempat ini 200 tahun yang lalu. Bahkan jika kita perhatikan, wajah2 para penduduk Koh Panyee ini mirip sekali dengan wajah orang Jawa dan Sumatera!
Di Koh Panyee, kami makan siang dan berkeliling pulau kecil itu. Jam 2 tepat kami bertolak meninggalkan sisa peninggalan nenek moyang kami di negeri orang ini… hmmm…. Koh Panyee, bukti nyata bahwa Nenek Moyangku memang Seorang Pelaut!!
Diperjalanan pulang, kami mampir toko perhiasan dan toko makanan kering. Sesampai di hostel, kami langsung ambil koper dan diantar oleh minivan ke Ranong Rd, tempat ngetemnya bus kearah Patong Beach. Ya, kami memutuskan untuk menghabiskan sisa liburan kami di Patong, pusatnya kehidupan hingar bingar di provinsi Phuket.
Bus yang dimaksud, sebenarnya adalah truk yang dimodifikasi sehingga bisa mengangkut penumpang hingga 50 org. Bus jurusan Phuket – Patong ngetem didepan Sevel sebelah Phuket Backpacker Hostel. Kami naik bus terakhir hari itu dengan tarif THB 25 /org. Sepanjang perjalanan sore itu ke Patong, kami banyak mengabadikan kegiatan sehari-hari para warga yang kami lewati. Cukup menarik tinggal beberapa hari di kota Phuket Town yang sepi dan jauh dari hingar bingar geliat pariwisata seperti Patong yang akan kami datangi ini. Di Phuket Town yang sepi, layaknya Denpasar – Bali, kami dapat mengamati kebiasaan dan kehidupan sehari-hari penduduk lokal. Termasuk kebiasaan tidak mencabut kunci kontak saat memarkir motor! Wow, gak takut dicuri apa ya? Ternyata menurut keterangan warga setempat, kota ini memang sudah sangat aman, sehingga curanmor sangat langka terjadi. Hmmm…. Apa kabar Indonesia ya? Kapan curanmor di negeri kita bisa diberantas…..?

Phuket - Patong Bus
Sampai di Patong, kami disambut dengan gedung2 tinggi yang tak lain adalah hotel-hotel berbintang. Jalanan pun ramai dengan deretan toko2 dan passenger path yang penuh oleh turis2 bule. Mirip daerah Kuta atau Legian. Lalu lintas pun ramai berseliweran, hingar bingar kehidupan perkotaan sudah tercium. Hmmm…. Selamat tinggal Phuket Town yang damai, selamat datang Patong yang ramai! J
Kami turun tepat didepan hostel yang sudah kami booking kemarin via www.hostelworld.com, Coast Star Mansion. Hostel ini terletak di Rat U-thit Rd, tak jauh dari Jungceylon Mall. Hostel ini menempati lt. 2-4, diatas sebuah restaurant, dengan receptionist yang ramah. Kami dapat harga cukup murah disini. Kalau dirupiahkan hanya Rp.70.000 /org untuk kamar tipe dorm, dengan 2 ranjang tingkat, kamar mandi didalam, tv, kulkas, dan fan. Well, lumayan oke dengan kelengkapan fasilitas yg kami dapat. Kalau mau pakai AC tinggal tambah THB 100 /hr. Akses internet pun gampang, ada wi-fi yg bsa diakses dr kamar masing2, dan ada pula 2 buah pc computer yg bisa dipakai di lobby, gratis!! Berbeda dengan hostel yang kami tempati sebelumnya; Lub Sbuy Guesthouse, dimana wi-fi nya hanya bisa dijangkau di lobby saja, dan untuk mengakses internet di pc akan dikenakan biaya THB 10 / 15mnt. Hmmm….. kebayang kan betapa enaknya nginap di Coast Star Mansion ini…. Ehhehehe…
Malam itu kami rencananya mau wisata kuliner di Banzaan Market, kemudian dilanjutkan explore Bang La Rd. Dengan berjalan kaki, kami menyusuri Rat U-thit Rd yang ramai dengan bule2 seliweran. Sampai di Jungceylon Mall, kami menyeberangi mall menuju bagian belakang dimana si Banzaan Market ini berada. Hmmm…..aroma wangi daging panggang langsung menyambut kami saat kami memasuki area Banzaan Night Market yang dipenuhi para pedagang makanan kaki lima yang berjejer menjajakan dagangan. Ada banyak macam makanan disini, mulai dari yang halal sampai yang aneh. Harga pun relatif murah, makan nasi campur cuma Rp.15rbuan /org. Minumnya apalagi kalau bukan air jeruk segar yang langsung bikin adem badan di malam yang gerah itu.

suasana Banzaan Night Market
Selesai cicip2 di Banzaan kami menuju sebuah pasar di sebelah kiri Jungceylon. Pasar ini menjual baju2 dan souvenir. Namun harap berhati-hati saat belanja disini, rata2 pedagangnya kurang ramah dan ngotot. Saat kami menawar kaos dengan harga THB 100 (harga rata-rata kaos disana) kami ditertawakan dan dimaki-maki! Huuffttt….. akhirnya kami memutuskan untuk belanja di Patong Otop Market saja besok. Daripada belanja disini yang para pedagangnya tidak ramah dan harganya pun lebih mahal.
Kami pun melipir ke Bang La Road, sebuah jalanan sepanjang +/- 700m yang notabene merupakan pusat nightlife di Patong. Kami pun penasaran donk pengen nyicipin area yang tersohor itu…. Saat kami tiba diujung jalan, kami langsung disodori brosur2 oleh beberapa pria yg mangkal disana. Rupanya mereka menawarkan paket nonton “Tiger Show”!! wow…. Tau donk Tiger Show apaan…. Itu show yang menampilkan adegan2 erotis pria dan wanita, khusus untuk dewasa. Kami menolak dengan halus tawaran mereka. So far sih mereka sopan ya, gak maksa-maksa gitu…

Bang La Road @ Night
Suara musik hingar bingar disepanjang jalan, bar-bar berlampu warna warni tampak dipenuhi orang2. Bahkan beberapa bar menyajikan para penari semi striptis yang meliuk-liuk di tiang di atas meja-meja! Itu belum seberapa, ada pula sebuah bar yang memajang seorang wanita sangat cantik bak boneka, disebuah jendela kaca. Wanita itu akan melambai pada pria-pria yang lewat, memancing mereka untuk masuk dan mencoba beberapa service yang mereka tawarkan. Woooowww…… tak Cuma itu, ada pula toko baju yang khusus menjual kostum2 penari semi striptis, kostum cosplay, dan G-String genit untuk pria! Hmm…bisa dibayangkan bukan suasana malam di jalanan ini seperti apa? Hehe…

Pemandangan umum di sepanjang Bang La Road ;)
Niat hati sih pengen masuk di salah satu bar dan mencicipi sebotol dua botol bir, sambil nonton penari2 yang asyik joget diatas meja. Namun entah kenapa perut saya tiba2 melintir dan mulas luar biasa! Mungkin karena tadi saya makan masakan khas Thailand yang berbumbu sangat pedas. Atau mungkin juga sebuah teguran dari Yang Di Atas, supaya saya tidak masuk ke tempat ‘lampu merah’ itu. Hihihi….. gak tau juga ya, yang pasti saya langsung merengek pulang ke hostel saat itu juga. Maaf ya teman-temanku Angel n Becca, ga jadi ajojing deh kalian gara-gara aku…. Hehe…



Phuket Trip – Day 5

Bangun siang dan nyantai2 sampai perut keroncongan tengah hari. Ya, hari itu rasanya kami malas sekali mau keluar hostel, karena cuaca Patong sedang panas luar biasa! Hari itu kami minta extend menginap 1 malam lagi di hostel yang sama. Namun ternyata kami harus pindah ke kamar sebelah, karena kamar dorm yang kami tempati sudah di booking orang hari itu. But we were very lucky!! Kami dipindahkan ke sebuah kamar luas dengan double bed plus extra bed, tv, kulkas, kamar mandi didalam, lemari besar, dan meja rias. Wow…kami bisa jumpalitan dikamar segede ini! Ditambah lagi kamar baru kami ini menghadap langsung ke jalan, dan jendelanya bisa dibuka lebar2. Sejuk deh…. Dan berapa harganya??? HANYA +/- Rp.55.000 /org lhooo…. Bahkan lebih murah dari kamar kami sebelumnya! Horeee…..
Jam 1 siang kami keluar menuju Patong Otop Market. Sebuah pusat belanja yang khusus menjual baju2 dan souvenir untuk oleh2. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari hostel. Cukup berjalan kaki sekitar 5menit, sampailah kami di pasar yang terletak diseberang Hard Rock Café tersebut. Setelah mengaduk-aduk pasar dan mendapatkan oleh2, terutama kaos gambar gajah khas Thailand dengan harga THB 100 / pc (gemas rasanya kalau ingat tadi malam kami sempat dimaki-maki pedagang di pasar yg satunya itu), kami beranjak ke 7eleven mencari makan siang. Kami makan frozen food seharga cuma THB 35, plus Thai Ice Tea yang sangat nikmat itu. Yang belakangan jadi minumam favorit saya! Hehehe…..
Sore nya, kami jalan2 ke Patong Beach yang terletak dibelakang hostel. Langit sore itu berawan, sehingga oke banget kalau mau berenang dan main ombak tanpa takut gosong. Saya dan Becca sibuk main ombak, sementara Angel tertidur pulas diatas pasir. Niatnya sih pengen lihat sunset di Patong, tp cuaca yang mendung menghalangi niat kami. Akhirnya kami hanya nimbrung main sepak bola bersama pemuda2 lokal, warga asli Thai. Yang lucunya tak kami ingat satupun namanya, karena nama mereka susaaaahhh… hahaha…. Lumayanlah, nambah temen.

Patong Beach
Play soccer with local guys
Malam harinya, kami kembali menyantap aneka makanan aneh2 di Banzaan Night Market. Saya berdoa dalam hati, semoga apapun itu yg masuk kedalam perut saya tidak membuat saya mulas lagi! Haha…. Kami memutuskan malam itu tidak menginjak Bang La Road, bukan karna kapok, tapi karna persediaan Bath kami mulai menipis! Hihihi…. Akhirnya kami hanya muterin Jungceylon Mall sambil beli beberapa produk Boots yang notabene tidak ada di Indonesia. Oia, diperjalanan pulang ke hostel, si Angel dan Becca mampir ke tukang buah Duren. Karena ada rules yang tidak memperbolehkan si Duren masuk ke semua hotel maupun hostel, merekapun menyantap si Duren tersebut ditempat. Saya sih kebetulan tidak suka duren, jadi ya tugasnya foto-fotoin mereka saja! Hehe…

para penggila duren :D


Phuket Trip – Day 6

Pagi-pagi jam 6, kami sudah menggulung seprei dan siap-siap. Bukan mau check out, melainkan mau pindah tidur ke pinggir pantai, mumpung ini hari terakhir di Patong! Berbekal Popmie, air mineral, dan sebotol Bir Chang yang kami beli di minimarket 24jam, kami menyusuri Bang La Road yang tiba-tiba berubah sangat sepi sekali dipagi hari. Ya, suasananya berbeda 180’ dengan malam hari. Sepanjang jalanan ini hanya ada kami bertiga yang masih selimutan kain pantai, berjalan sambil ngantuk menuju pantai.

Sunrise :) taken from Coast Star Mansion

Bang La Road di siang hari :D sepiiii ciiinnnn......


Tiba dipantai pun, masih sepi. Hanya ada beberapa bule yang jogging dan jalan2. Kami mencari pasir yang teduh dan mulai menggelar seprei dan bekal kami. Sarapan popmie dengan bir pagi-pagi? Cuma anak2 sinting macam kamilah yang cuek melakukannya dibawah tatapan heran beberapa bule yg lewat. Hahaha…. Setelah itu? Ya tiduuurrr……

Morning in Patong - Peacefully

Sunshine @ Patong (with a 'great' background) haha :))

Jam 11 siang, matahari mulai terik dan membangunkan tidur pulas kami. Hmmm…. Tidur pulas dipinggir pantai seperti itu memang benar-benar…. Sesuatu banget!! Suasana pantai sudah mulai ramai, kamipun beranjak kearah Thaweewong Road atau yang lebih dikenal dengan Patong Beach Road. Sampai di Holiday Inn, kami belok kiri memasuki Ruamjai Road menuju Hard Rock Café, kemudian langsung menuju hostel. Karena jadwal check out kami jam 12, kami pun buru2 mandi dan packing.
Berhubung airport transfer kami baru datang jam 4 sore, kamipun menitipkan koper & ransel kami di lobby, kemudian ke Banzaan Food Court (lagi-lagi Banzaan hihihi) untuk makan siang. Masih ada waktu sebentar, kami sempat membelanjakan Bath terakhir kami di Jungceylon. Beli apa? Kalau saya sih beli Nestea Thai Milk Ice Tea sachet, untuk nantinya bisa saya buat sendiri pas di Indo. Yummiiiee …
Minivan penjemput akhirnya tiba di hostel jam 4. Selain kami bertiga, ada beberapa bule dan seorang gadis Indonesia juga ternyata didalammya. Minivan mulai bergerak meninggalkan keramaian kota Patong di sore yang cerah itu. Kami melewati garis pantai Patong yang sore ini airnya berwarna biru keemasan tertimpa cahaya matahari sore. Minivan terus bergerak hingga mencapai Kalim Beach, pantai berbatu-batu karang disebelah Patong Beach. Perlahan-lahan mata saya tertutup oleh kantuk, namun dalam tidur saya tetap dapat melihat keindahan pantai-pantai bagian selatan Thailand ini. Hmmmm….. 6 hari yang terasa sangat singkat. Dalam hati saya berjanji, saya akan menginjakkan kaki kembali di pasir pantai Patong ini. Good Bye Phuket, see u in my next trip!

Airport staff nya pun Banci!! haha...


Sunday, November 13, 2011

A lil Step to..... KL


KL Trip – Day 1

Hari itu, Kamis jam 6 pagi kami sudah meluncur ke Soekarno Hatta Airport, dikarenakan penerbangan kami ke Kuala Lumpur dijadwalkan jam 8.30 pagi. Kami pergi berempat; Saya, Khristina, Ken, dan Rebecca. Kami berencana untuk liburan singkat di KL selama 3 hari 2 malam.
Jam 7.30 kami check in dan masuk ke boarding lounge di Gate D1 yang unfortunately tidak ber-AC. Atau mungkin ber-AC tapi tidak dingin sama sekali. Hehe…
Singkat cerita, jam 11.30 waktu Indonesia kami landing di LCCT Kuala Lumpur. As we know, LCCT (Low Cost Carrier Terminal) ini adalah airport khusus untuk penerbangan budget airlines, seperti Air Asia, Cebu Airlines, dll. Kalau untuk penerbangan Full Board Airlines, Malaysia punya KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Dimana airlines-airlines International seperti Garuda, KLM, Singapore Airlines, dll hinggap disini.
Dari LCCT kami naik Sky Bus, yang tiketnya sudah kami beli bundled dengan tiket pesawat. Sky Bus ini adalah armada bus milik Air Asia. Lama perjalanan dari LCCT ke KL Central memakan waktu 1 jam, dengan pemandangan mostly kebun kelapa sawit di kanan kiri jalan.
Sesampai di KL Central, kami berjalan kaki sekitar 500m kearah Jl.Tun Sambanthan, diamna terdapat Monorail Station di kawasan Little India. Kami naik monorail menuju Bukit Bintang dengan harga tiket RM 1,4. Sesampainya di Bukit Bintang, kami tinggal menyeberangi perempatan jalan yg sangat terkenal di kawasan Bukit Bintang tersebut – Times Square nya KL – dan sampailah kami di Paradiso B&B Hostel. Untuk menemukan hostel ini, mata kita harus jeli, karena hostel ini tertutupi oleh sebuah baliho berukuran sangat besar. Papan nama hostel pun nyempil diantara A&W dan jejeran toko2 lainnya.
Kami booking 2 kamar Twin Bed melalui www.hostelworld.com beberapa minggu sebelum hari H. Harganya pun cukup terjangkau, hanya RM 70 / org untuk 2 malam, sudah plus breakfast pula! Kalo dirupiahkan Cuma sekitar Rp.210.000 /org untuk 2 malam!! Wow…. Fasilitas lumayan oke dan bersih, dengan kamar AC dan kamar mandi shared diluar. Namun terpisah antara Female & Male Bathroom nya. Female ada di lt.3 sedangkan Male ada di lt.2. Breakfast nya dapet 2 Toast + jam&butter plus juice (tiap pagi) kalo nginep disitu seminggu pasti bosen tuh ketemu roti panggang mulu tiap hari! Haha… tapi lumayan banget dapet sarapan begitu dengan harga yg Cuma Rp.100 ribuan per malam!! Di Indonesia aja belum tentu dapet, iya kan??! Namun kekurangan hostel ini ada dua: ga punya lift dan receptionist nya jutek!
Balik lagi ke acara nya. Setelah istirahat dan mandi2, kami keluar cari makan siang (makan telat sebenarnya) karena udah jam 3 sore… akhirnya kami ke KL Pavilion, sebiah mall (lagi-lagi ketemu mall) di kawasan Bukit Bintang juga. Hanya perlu jalan kaki sekitar 5 menit aja kesana. Didepan mall ini ada air mancur yg cukup terkenal, namanya Crystal Fountain. Bentuknya kaya mangkok susun tiga asimetris gitu. Setelah foto2 di dpn Crystal Fountain, kami makan di food court didalam mall.Banyak pilihan makanan nya dengan kisaran harga antara RM 10 – 50 an, atau diatas RP.30.000an lah… untuk pilihan rasa…. Yaaa lumayan lah… ada yg enak ada yg gak. Kebetulan saya dapetnya yg gak enak! Haha… saya makan Nasi Goreng Taiwan, yang trnyata oh ternyataaa ga ada rasanya blas! Hambarrrrr….. tapi teman saya, Ken, dapet Nasi Goreng Pattaya (masakan Thailand) rasanya nendang banget! Enak. Begitu juga Khristina dan Rebecca, yg asyik menyantap Mie Ramen nya. J seems like I’m not lucky that evening. Hehe…

Sehabis makan, kami langsung menuju Twin Tower alias Petronas Tower. Kami naik Bus Rapid KL dengan tariff RM 1 / one way. Sangat murah kan? Cara bayarnya juga unik, kita harus bikin kartu Rabbit Kad dulu, seharga RM 10, yang nantinya akan diisikan saldo dengan nilai yang sama kedalam kartu. Nah kita harus menempelkan kartu itu di sebuah alat sensor ddlm bus pada saat naik dan pada saat mau turun. Canggih ya!
@ Twin Tower
Untuk foto2 di Twin Tower, kami harus turun di Suria KLCC, karena di belakang mall ini ada sebuah taman yang spot nya oke banget buat foto2. kami sampai di Suria KLCC jam 5 sore. Hmmm… matahari masih cerah lhooo…. Kami menghabiskan 2 jam foto2 di jembatan taman belakang mall tersebut, sampai matahari terbenam pukul 7 malam waktu setempat. Ya, di Malaysia matahari terbenam lebih lama. Magrib aja masih terang benderang disana…
Capek foto2 dan sudah mati gaya, kami pun lapar. Kami memutuskan naik taxi meter yang banyak ngetem didepan mall. Tawar menawar, akhirnya sepakat RM 10 dari Suria KLCC – Bukit Bintang. Malam ini kami memutuskan makan di Jl.Alor! sebuah jalanan di kawasan belakang Bukit Bintang, yang menjadi kawasan wisata Kuliner di malam hari.
Kalo di Jakarta mungkin seperti Jl.Pecenongan kali yaaa, tapi bedanya Jl.Alor ini tertutup bagi kendaraan saat malam hari. Sepanjang jalan penuh dengan kursi & meja makan. Dan rata-rata masakan yg banyak dijual disini adalah Chinese Food (dan agak susah cari yg halal yaaa). So buat yg muslim, kalo mau makan disini harus buka mata lebar-lebar, carilah kios yang jual makanan halal, dengan cirri-ciri pedagangnya ibu-ibu pake jilbab, atau bapak-bapak India. Dijamin halal deh… selain itu yaa…. Bismillah aja pas mau makan! Hehehe… Tapi jangan khawatiiiirrr…… diujung jalan ini pas turunan ada RM Arab koq yang jual Nasi Kandar, Kari, dan Roti Canai. Yang bisa dipastikan masakannya halal karena yang jual orang Arab. Hoho….
Malam itu kami makan di Jl.Alor dengan nikmat! Selain karena lapar, juga karena semua menu yg kami pesan rasanya aman-aman aja di lidah, alias enaaakkk!!! Selesai makan kami beli air mineral 4 galon (ukuran 5ltr). Hah? Kenapa 4 galon? Ya buat stock kami selama 2 hari kedepan… karena kalo beli airnya ngeteng sebotol sebotol jatohnya borosss,,, secara kami kan backpackeran gitu…. Alhasil kami berempat menggendong galon-galon tersebut ke hostel dengan berjalan kaki. Untungnya jarak Alor ke Hostel ga gitu jauh, tp lumayan ngabisin napas juga karna naik tangga ke lt.3!! Secara hostel ini ga ada lift nyaaa… Huaaaa…..



KL Trip – Day 2

Keesokan harinya, kami bangun pagi2 karena mau one day trip ke Genting. Kami sudah membeli tiket pp KL Central – Genting kemarin. Tiketnya lupa berapa harganya, pokoknya tiket bus + skyway return. Jam 10 kami berangkat dari KL Central menuju Genting Highland yg terletak diluar kota KL. Perjalanannya mirip ke puncak, Cuma bedanya gak macet n jalannya lebar. Hehe…
Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Skyway, sebuah kereta gantung yang menghubungkan Skyway Station ke Genting Resort di puncak bukit. Perjalanan menggunakan Skyway ini memakan waktu hanya 15 menit diatas ketinggian sekitar 40m. Awalnya rada ngeri, tp lama2 asyik! Hehe…

On the Sky Way cable car
Sampai di Genting, kami main2 di Genting Indoor Theme Park. Kami ga main di outdoor nya, karena ya itu tadi…kami kesini kan backpackeran, dengan budget yg terbatas. Hehehe…. Jadi ya mikir 2x buat beli tiket outdoor yg seharga +/- Rp.180.000an itu… Lagipula wahana2 nya pun mirip dufan atau trans studio lah… jd kami pikir mendingan duitnya disimpen buat beli oleh-oleh, iya kaaannn?

@ Ripleys Believe it or Not Museum - Genting

Pulang dari Genting jam4 sore, kami langsung menuju Petaling Market di kawasan China Town. Naik monorail dari KL Central kemudian turun di Maharajalela Station. dari situ kami jalan kaki bergerimis ria sejauh +/- 1km. Petaling merupakan flea market sentra oleh-oleh yang di malam hari penuh sesak oleh pedagang kaki lima. Disini banyak ragam souvenir untuk oleh-oleh. Mulai dari gantungan kunci, tempelan kulkas, pajangan, kaos, hingga parfum dan jam tangan imitasi. Barang2 fashion pun banyak dijual disini, seperti tas, dompet, ikat pinggang, dan beberapa toko baju. Namun sebagian besar kios menawarkan pernak pernik souvenir dengan harga yang bersaing. Trik untuk berbelanja oleh2 murah disini adalah dengan ngotot nawar dengan patokan 1/3 harga aslinya. Rata2 harga barang2 dsni bisa ditawar sampai 1/2nya.

suasana di Petaling Night Market

Sebagai contoh, kami dapat gantungan dinding bergambar Petronas hanya dengan RM 5 (15.000 saja! Sedangkan harga gantungan seperti itu di Thailand harganya bisa mencapai 30 – 45rbu!! jauh lbh mahal ) – Tunggu cerita saya selanjutnya mengenai trip ke Thailand – Kemudian harga Kaos paling murah bisa kami dapat di harga RM 6 saja untuk ukuran anak2, kalau dewasa sekitar RM 10. Gantungan kunci sama rata di semua kios seharga RM 5 untuk 1 set isi 5pcs. Pokoknya malam itu kami berbelanja sampai jam 11 malam!



KL Trip – Day 3

Keesokan harinya – hari terakhir di KL – kami check out jam 11. Langsung menuju KL Central dan menitipkan koper dan backpack kami di locker penitipan barang dengan membayar RM 20 / locker dengan kapaaitas kira2 dua kali ukuran badan saya! Hehe… 3 koper teman dan 1 backpack saya pun masuk dengan sempurna kedalam locker tersebut. Kenapa kami menitipkan barang2 kami disana? Karena kami masih mau menghabiskan sisa waktu kami di KL dengan jalan2.

Mau naik LRT

Kami pun memutuskan untuk ke Pasar Seni / Central Market. Dengan LRT  (kereta listrik) seharga RM 1, kamipun sampai di LRT Station Pasar Seni dalam waktu +/- 10 menit saja. Dari station kami jaln kaki menuju Jl.Hang Kasturi atau yang lebih dikenal dengan nama Kasturi Walk. Disepanjang jalan ini banyak kios2 souvenir dan restoran di sisi kanan jalan. Di sebelah kiri Kasturi Walk inilah Central Market berdiri. Dengan bangunan Art-Deco nya yang kokoh. Di Kasturi Walk ini kami mampir di sebuah rumah makan Arab yang bernama “Retoran Yusoof”. Kami makan nasi kandar, nasi Briyani, dan roti Naan plus Kari. Tak lupa Es The Tarik khas Malaysia pun melengkapi makan siang special kami. Selama 3 hari di KL, baru siang itu saya makan lahap sekali. Ya, makanan di restoran Babah Yusoof ini memang juara rasanya! Recommended banget deh! Jangan lupa mampir ke resto ini jika jalan2 di Kasturi Walk. Hehe…

Ini dia resto Babah Yusoof yg maknyussss itu....


Selesai makan kami pun mengeksplore bagian dalam Central Market. Bangunan 3 lantai yang dipenuhi toko2 souvenir, accessories, baju, serta kerajinan tangan ini cukup nyaman dan bersih untuk diubek-ubek. Di Central Market kami mendapat oleh2 khas KL, Coklat Beryl, dengan harga miring. Teman saya, Khristina, tak tanggung-tanggung beli 1 dus coklat untuk oleh2. Namun kami tak bisa berlama-lama disini, karena jam 5 kami sudah harus tiba di Airport. Kami pun menghabiskan sisa waktu di Central Market dengan foto2.

@ Kasturi Walk

Ada kejadian lucu dan konyol saat kami tiba di LCCT Airport. Akibat keasyikan foto2 dan bercanda, tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 6 sore dan kami belum juga masuk boarding lounge. Padahal pesawat teke off jam 7. Akhirnya kami berempat pun buru2 lari ke boarding lounge. Namun kami terlebih dahulu melewati Mesin detector, dimana kami diharuskan meletakkan barang2 kami termasuk jam tangan dan hp kedalam mesin x-ray dengan ‘ban berjalan’nya itu. Nah, teman2 saya ini, si Khristina-Rebecca-Ken, mereka iseng membawa galon air kosong ke Indonesia. Katanya buat kenang-kenangan! Namun apa yang terjadi? Saat si 3 galon itu di dimasukkan kedalam mesin x-ray, ‘ban berjalan’ pada mesin itu tidak mau bergerak. Sehingga si gallon-gallon ini dengan anteng nya diam didalam mesin, ga mau maju! Konyol nya, teman saya si Khristina, mungkin karena sudah tidak sabar atau juga karena kecintaannya pada gallon air, nekat menerobos masuk mesin x-ray untuk menarik gallon tercintanya!!! Kontan para petugas custom bandara Malaysia – yang notabene tampangnya serem2 itu – langsung pada teriak “HEY!! Pendek umur kau masuk kesitu!!!” hahaha…… sumpah malu bener kami! Tutup muka aja deh ama kelakuan konyol salah satu teman kami tersebut…. Haha… singkat kata si gallon akhirnya lolos dan boleh masuk ke kabin. Kami berempat pun akhirnya berlari-lari menuju gate keberangkatan, bak adegan di film-film, mengingat waktu tinggal 15 menit lagi! Akhirnya kami pun pulang ke Indonesia dengan derail tawa tiada henti sepanjang penerbangan. What a great holiday! Sampai ketemu di cerita perjalanan saya selanjutnya yaaa…. Ciao!
On a plane way home





Recent Post

Pagi yang Din-Din!!!

 Bruuummm Bruummmm! Din Din Din!!! Kreeeekkkk... Mata yang baru terpejam sebentar ini merengek karena terbangun jam 5 pagi buta. Buset, rame...

Popular Post